anwarsigit.com – Lemak merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh, selain karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Lemak juga dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber bahan bakar.
Lemak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh (great fat) dan lemak jenuh (awful fat). Lemak tak jenuh selanjutnya dipartisi menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda.
Lemak tak jenuh sangat baik untuk tubuh, karena dapat meluruhkan kolesterol yang disebabkan oleh lemak jenuh dan menjaga kolesterol besar di dalam tubuh.
Sedangkan lemak jenuh berkali-kali menjadi penyebab penyakit berbahaya. Namun, lemak jenis ini tetap dibutuhkan oleh tubuh meski dalam porsi kecil.
Oleh karena itu, baik lemak tak jenuh maupun lemak jenuh dibutuhkan sebagai sumber bahan bakar bagi tubuh.
Lemak juga diharapkan dapat membantu penyerapan vitamin yang tidak larut dalam tubuh sehingga dapat diserap oleh tubuh, seperti vitamin A, D, E, dan K.
Timbunan Lemak Jenuh Saat Puasa
Lemak jenuh adalah jenis lemak yang tidak terikat sehingga merupakan lemak bebas. Sifat bebas ini menyebabkan lemak jenuh menempel pada permukaan pembuluh darah.
Dengan demikian, individu dengan kadar lemak jenuh yang tinggi dapat mengalami penyakit kardiovaskular, seperti stroke, serangan jantung, dan hipertensi.
Lemak jenuh ditemukan dalam produk makanan awal makhluk dan tumbuhan. Produk makanan hewani yang mengandung lemak jenuh tinggi, antara lain mentega, krim, lemak, keju, dan lemak dalam daging.
Lemak jenuh dari produk makanan nabati ditemukan dalam minyak kelapa dan minyak sawit. Puasa memiliki efek positif bagi kesehatan tubuh jika Anda bisa menjaga rutinitas makan yang sehat. Selama puasa, terjadi penyesuaian pola makan dari hari-hari biasanya.
Penyesuaian pola makan dari tiga kali sehari menjadi hanya dua kali, khususnya saat buka puasa dan sahur.
Penyesuaian pola makan yang lebih standar saat puasa sangat baik untuk detoksifikasi tubuh dan memperluas kapasitas organ tubuh.
Namun, jika Anda tidak mengatur pola makan dengan tepat saat berpuasa, yang terjadi justru sebaliknya, kesehatan tubuh Anda akan berantakan.
Pola makan ini mempengaruhi asupan nutrisi yang Anda masukkan ke dalam tubuh Anda pada saat berbuka atau sahur.
Jika asupan nutrisi Anda disesuaikan, maka proses metabolisme dalam tubuh akan tetap berjalan sesuai harapan, meskipun Anda sedang berpuasa.
Rasa haus dan nafsu makan yang berlebihan bisa menjadi efek dari asupan nutrisi yang tidak merata saat Anda sarapan.
Selain menghindari makanan yang terlalu asin dan pedas, Anda juga perlu mengurangi makanan yang mengandung kadar lemak tinggi.
Dampak Lemak Jenuh Terhadap Kolesterol Saat Puasa
Pengaruh konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi pada saat berbuka puasa dan sahur antara lain meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia).
Sekitar 20-25 persen kolesterol dikirim ke hati dan hanya sedikit kolesterol yang dapat langsung diserap oleh tubuh dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Karena itu, jika terjadi peningkatan kadar kolesterol, pemicunya bisa jadi adalah pola makan Anda yang buruk.
Kelebihan kolesterol yang menyebabkan perkembangan pada dinding pembuluh darah dapat memicu aterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah) dan stroke.
Peningkatan kolesterol dalam darah mungkin disebabkan oleh peningkatan kadar lipid (hiperlipidemia) dan peningkatan kadar lipoprotein (hiperlipoproteinemia).
Ada tiga jenis lipoprotein yang terkenal secara umum, yaitu Low Density Lipoprotein (LDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL), dan High Density Lipoprotein (HDL).
LDL adalah sejenis lipoprotein yang dalam banyak kasus menjadi penyebab hiperkolesterolemia. Jika LDL tinggi dan HDL rendah, maka risiko serangan jantung juga akan meningkat.
Selama berpuasa, sebaiknya kurangi konsumsi beberapa makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi, seperti produk susu.
Anda juga bisa mengganti asupan lemak jenuh dengan lemak tak jenuh, misalnya dengan mengonsumsi kacang-kacangan.
Demikian pengaruh timbunan lemak jenuh pada makanan saat puasa. Percaya itu berguna.