anwarsigit.com – Pernahkah Anda melihat batang dan daun rusak dan buahnya membusuk atau menjadi kosong? semua karena hama pada tanaman. Pada kesempatan kali ini, kami akan melakukan survey tentang hama pada tanaman secara lengkap. Oleh karena itu, sebaiknya kita simak ulasan di bawah ini.
Pengertian Hama Pada Tumbuhan
Hama adalah binatang yang mengganggu atau merugikan tanaman sehingga perkembangan dan perbaikan tanaman terganggu. Hama dapat merusak tanaman secara langsung atau tidak langsung. Gangguan atau serangan hama dapat terjadi mulai dari bibit, pembibitan, pemanenan, hingga gudang penyimpanan.
Gangguan dan serangan yang dapat menghambat perkembangan dan kemajuan tanaman. Ada berbagai macam hama yang menyerang tanaman, misalnya wereng, gangsir, tikus, ulat, lalat buah, kutu busuk, dan kutu. Selain itu, tanaman juga bisa dimangsa oleh berbagai penyakit. Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh virus, mikroba, organisme, dan tumbuhan hijau.
Macam-Macam Hama Pada Tumbuhan
Berikut ini adalah macam-macam hama pada tumbuhan, sebagai berikut:
1. Wereng
- Wereng yaitu sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang.
Jika serangannya parah maka daun akan berakibat menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng bisa dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka (masker), topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.
2. Gangsir
- Gangsir ialah binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya pada tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir mengakibatkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus.
- Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang.
- Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir bisa dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.
3. Tikus
Tikus adalah hama tanaman yang sangat merugikan petani karena mengakibatkan sebagai berikut :
- Menyerang tanaman pada masa persemaian, pertumbuhan, pembungaan, panen, hingga masa penyimpanan.
- Sulit dikendalikan karena mempunyai daya adaptasi yang baik.
- Mempunyai kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina bisa melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus reproduksi.
- Memakan bagian tanaman seperti biji-bijian, umbi tanaman, dan buah.
Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Tanda-tanda serangan hewan pengerat mencakup kerusakan pada tanaman, jejak kotoran dan kotoran hewan pengerat, jejak potongan tanaman yang telah dirusak oleh tikus, dan liang tikus.
Pengendalian tikus bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
- Pemberian racun tikus yang sifatnya akut. Racun ini jika termakan oleh tikus bisa membunuh tikus hanya dalam beberapa jam.
- Gropyokan, yakni memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam suatu desa atau wilayah kelompok tani.
- Emposan, yakni dengan membakar sebuah campuran belerang dan jerami diarahkan ke dalam liang tikus. Sebelumnya lubang-lubang yang ada ditutup agar tidak ada tikus yang lari keluar melalui lubang lain.
- Pengendalian biologis yaitu dilakukan dengan melepaskan musuh alami, misalnya burung hantu, kucing, dan ular sawah.
- Penanaman padi secara serentak, yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada salah satu wilayah persemaian.
4. Lalat buah
Lalat buah biasanya menyerang pada tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak.
Pengendalian lalat buah bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.
- Pemasangan pada perangkap berupa sex pheromon.
- Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan ini dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.
5. Walang sangit
Walang sangit merupakan serangga pengganggu tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100-200 butir telur. Telur diletakkan di atas daun panji tanaman padi. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan semakin menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sudah siap dengan susu dengan cara menghisap sari buahnya, sehingga menyebabkan buah menjadi kosong.
Pengendalian wereng berwarna tanah dapat dilakukan dengan menanam secara bersamaan, membersihkan tanaman yang terkena dampak, atau dengan menyemprotkan insektisida dengan dosis yang tepat.
6. Artona
Hama ini termasuk lepidoptera (kupu-kupu yang merugikan tanaman selama tahap larva). Artona merupakan hama bagi tanaman kelapa. Serangan ulat bulu yang baru menetas dengan menimbulkan gejala serangan titik-titik pada daun. Setelah agak besar, ulat bulu akan menimbulkan gejala guratan pada daun.
Kemudian, ulat yang berukuran cukup besar memakan daun kelapa di samping tulangnya sehingga menyisakan pelepahnya saja. Pengendalian artona ini dilakukan dengan cara mengolah daun kelapa yang telah hilang agar ulat dan kepompongnya juga dibuang.
Pengendalian organik dengan melepaskan parasit Apaanteles artonae. Di daerah yang sangat luas, penyemprotan dengan larutan insektisida sistemik atau racun perut harus dimungkinkan.
Upaya pengendalian dan pemusnahan hama tanaman secara menyeluruh
Ini harus dimungkinkan dalam dua cara, khususnya secara kimiawi dan alami.
Cara Mengatasi Hama Pada Tumbuhan
Secara garis besar, upaya pengendalian dan pemusnahan hama dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimiawi dan organik.
1. Secara Kimiawi
Pengendalian hama secara kimiawi adalah salah satu upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan pestisida, yakni suatu zat kimia pembasmi hama tanaman. Pestisida terdiri atas insektisida, larvasida, fungisida, dan algasida.
- Insektisida ini digunakan untuk memberantas serangga (insekta).
- Larvasida ini digunakan untuk memberantas larva (ulat).
- Fungisida ini dipakai untuk memberantas jamur (fungi).
- Algasida ini dipakai untuk memberantas ganggang (algae).
Penggunaan pestisida harus dilakukan dengan secara cermat dan hati-hati mengikuti aturan pakainya. Hal ini dikarenakan pestisida terbuat dari zat kimia yang berbahaya.
2. Secara Bilogis
Pemberantasan hama secara biologi adalah salah satu upaya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan agen pemangsa alami (predator).
Contoh berbagai hewan pemangsa hama tanaman yaitu antara lain lebah penyengat, semut rangrang, dan burung hantu.
- Ulat kupu artona diberantas dengan hewan semacam lebah penyengat.
- Kutu loncat diberantas dengan semut rangrang.
- Tikus diberantas dengan burung hantu.
Tujuan Pengendalian Hama Pada Tumbuhan
Tujuan pengendalian secara terpadu, yaitu :
- Memnatapkan produktifitas yang tinggi dan meminimalisir kehilangan hasil
- Menjamin kemantapan swasembada pangan
- Memperhatikan kelestarian lingkungan
- Melindungi kesehatan konsumen dan produsen
- Meningkatkan efesiensi faktor produksi
- Meningkatkan kesejahteraan petani
- Menurunkan dan mempertahankan populasi hama tetap di bawah ambang batas yang dapat menyebabkan kerusakan secara ekonomis.
- Terselenggaranya dukungan yang kuat atas upaya para petani dalam menyebarluaskan penerapan penerapan PHT sehingga dapat tercipta pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.