anwarsigit.com – Agama adalah sekumpulan kepercayaan, pandangan dunia, dan sistem sosial yang terkoordinasi yang menghubungkan individu dengan permintaan/permintaan hidup. Begitu banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang ditujukan untuk memahami makna kehidupan dan juga memahami alam semesta atau awal kehidupan. Menerima sebagai keyakinan mereka tentang naluri manusia, peraturan agama atau cara hidup yang disukai. Seperti yang ditunjukkan oleh beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di seluruh dunia.
Praktik keagamaan juga dapat menggabungkan ritual, pengajaran, peringatan atau penyembahan dewa, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trans, inisiasi, layanan interniran, layanan pernikahan, petisi, musik, meditasi, seni, tari, layanan masyarakat atau aspek lain dari budaya manusia.
Pengertian Agama Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian agama menurut para ahli, sebagai berikut:
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Agama adalah sistem yang mengatur sistem keimanan (keyakinan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta aturan-aturan yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia dan lingkungannya.
Pitirim A. Sorokin
mendefinisikan agama sebagai seperangkat nilai yang diekspresikan sebagai keyakinan (filsafat) dan sebagai ritual (klik). Hal ini terkait dengan perilaku sesuai norma agama yang menyatukan anggota dalam kelompok agama.
Clifford Geertz
mendefinisikan agama sebagai sistem simbol yang berfungsi untuk menenangkan watak dan memberikan inspirasi yang kuat dan tahan lama dalam keberadaan manusia. Hal ini dicapai dengan menetapkan konsep atau membentuk keyakinan tentang keseluruhan permintaan kehidupan manusia dan masyarakat dan membungkus konsep atau keyakinan tersebut seolah-olah asli atau fakta sehingga suasana batin dan inspirasi dibuat menjadi asli.
Oxford Student Dictionary
mendefinisikan bahwa agama adalah keyakinan akan adanya kekuatan administratif supranatural yang menciptakan dan menguasai alam semesta.
Nasution
menyatakan bahwa agama mengandung makna suatu ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, tetapi memiliki efek yang luar biasa pada keberadaan manusia biasa.
Michel Meyer
berpendapat bahwa agama adalah bermacam-macam keyakinan dan ajaran yang mengarahkan kita dalam cara kita berperilaku terhadap Allah SWT, terhadap individu orang dan terhadap diri kita sendiri.
Edward Burnett Tylor
mendefinisikan agama sebagai kepercayaan pada makhluk gaib dan menyatakan bahwa keyakinan ini dimulai sebagai klarifikasi kepada dunia. Keyakinan pada makhluk gaib melampaui upaya untuk memahami hidup dan mati. Individu primitif menggunakan mimpi manusia di mana roh tampaknya muncul sebagai tanda bahwa otak manusia dapat eksis secara independen dari tubuh.
Emile Durkheim
Pengertian agama adalah suatu sistem terkoordinasi yang terdiri dari kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral dan mempersatukan semua pemeluknya dalam suatu komunitas etis yang disebut ummah.
Prof Dr.m. Drikarya
Pengertian agama adalah keyakinan akan adanya suatu kekuatan gaib yang mengatur dan menciptakan alam beserta isinya.
H. Moenawar Chalil
Pengertian agama adalah penyertaan yang merupakan cara berperilaku manusia dalam mengelola kekuatan gaib tersebut sebagai konsekuensi dari pengakuannya.
Hendro Puspito
Pengertian agama adalah suatu sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan alam semesta yang dihubungkan dengan kepercayaan.
Jappy Pellokild
definisi agama adalah percaya adanya tuhan yang maha esa dan hukum-hukumnya.
Anthony F.C. Wallace
definisi agama sebagai seperangkat upacara yang dimaafkan melalui mitos dan perakitan kekuatan gaib dengan tujuan untuk mencapai perubahan kondisi pada manusia dan alam semesta.
Parsons & Bellah
definisi agama adalah tingkat yang paling tinggi dan paling umum dari budaya manusia.
Luckmann
Pengertian agama adalah kemampuan organisme manusia untuk mengangkat sifat organiknya melalui penataan alam-alam makna yang berkepala dingin, memiliki daya tambatan moral, dan bersifat menyeluruh.
Tajdab, dkk.
menyatakan bahwa agama berasal dari kata a yang berarti tidak dan gama yang berarti rusuh, kocar-kacir. Jadi, agama berarti tidak rusuh, tidak berantakan, atau berpotensi sistematis. Jadi, istilah agama adalah suatu keyakinan yang membawa kehidupan yang metodis dan tidak terganggu serta membawa kesejahteraan dan keselamatan bagi keberadaan manusia. Jadi, agama merupakan pedoman hidup yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini agar lebih berdaya guna dan membawa kesejahteraan serta keselamatan.
A.M. saefuddin
menyatakan bahwa agama merupakan kebutuhan manusia yang paling esensial yang bersifat universal. Akan tetapi, oleh karena itu, agama adalah kesadaran spiritual dimana ada realitas di balik realitas kasat mata ini, lebih spesifiknya bahwa manusia selalu bertawakal atas kemurahan-Nya, petunjuk-Nya, dan belaian-Nya, yang secara ontologis tidak dapat disangkal, bahkan oleh manusia yang mengingkarinya. agama (komunis.
Sutan Takdir Alisyahbana
Agama adalah sistem cara manusia berperilaku dan hubungan yang penting bagi hubungan manusia dengan rahasia kekuatan dan sihir yang tak terbatas, dan dengan demikian memberi arti penting bagi kehidupan mereka dan alam semesta yang mengelilingi mereka.
Sidi Gazalba
menyatakan bahwa (agama) adalah kecenderungan spiritual manusia, yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang mencakup segalanya, makna definitif, esensi dari semua itu.
Fungsi Agama
Berikut ini adalah fungsi agama, sebagai berikut:
- Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
- Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
- Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
- Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
- Pedoman perasaan keyakinan
- Pedoman keberadaan
- Pengungkapan estetika (keindahan)
- Pedoman rekreasi dan hiburan
- Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
- Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
- Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
- Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
- Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
- Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Klasifikasi Agama
Agama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu :
- Agama Samawi atau agama wahyu (revealed religion),
Yaitu agama yang dipercayai diwahyukan Tuhan melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari manusia. Agama samawi mempunyai ciri-ciri:
- Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya
- Disampaikan melalui utusan atau Rasul Allah yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan dan upaya
- Memiliki kitab suci yang keotentikannya bertahan tetap
- Ajaran nya serba tetap,tetapi tafsiran dan pandangannya dapat berubah dengan perubahan akal.
- Konsep ketuhanannya monoteisme mutlak
- Sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakekat kemanusiaan.
- Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil (sempurna) yang bersih dari dosa.
Agama budaya (cultural religion)
Agama sosial (sosial religi)/non-disclosure disebut juga agama bumi, artinya hanya bergantung pada ajaran individu yang dianggap memiliki pengetahuan hidup dari atas ke bawah dalam berbagai aspeknya. Ciri-cirinya adalah:
- Agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya
- Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul)
- Umumnya tidak memiliki kitab suci
- Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya.
- Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalahonotheisme nisbif.
- Nilai agama ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya
- Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain.(Muhammad Baud Ali, 1997:72)
Perbedaan ke2 agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World sebagai berikut:
- Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya tidak demikian
- Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak
- Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama budaya kitab suci tidak penting
- Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar itu
- Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik
- Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun material,sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja.
- Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis
Sementara itu, dalam kajian ilmiah, para ilmuwan membedakan agama menjadi dua kelompok penting, yaitu Spiritualisme dan Materialisme.
1) Spiritualisme
Adalah agama penyembah sesuatu (zat) yang gaib yang tidak tampak secara lahiriah, sesuatu yang tidak dapat dilihat dan tidak berbentuk. Spiritualisme ini terbagi dalam beberapa kelompok yaitu :
- Agama ketuhanan (theistic religion), yaitu agama yang para penganutnya menyembah Tuhan (theos). Agama ini mempunyai keyakinan bahwa Tuhan adalah tempat manusia menaruh kepercayaan, dan kecintaan kepada-Nya merupakan kebahagiaan. Yang masuk katagori ini yaitu :
- Monoteisme, yaitu bentuk religi / agama yang berdasarkan kepada kepercayaan terhadap satu Tuhan dan yang terdiri dari upacara-upacara guna memuja Tuhan tadi.
- Politeisme, yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya banyak Tuhan yang memiliki tradisi upacara keagamaan guna memuja Tuhan-tuhan tadi.
- Agama penyembah ruh, yaitu kepercayaan orang primitif kepada roh nenek moyang, roh pemimpin, atau roh para pahlawan yang telah meninggal. Yang termasuk kategori ini adalah :
- Animisme, yaitu bentuk agama yang mendasarkan diri pada kepercayaan bahwa disekeliling tempat tinggal manusia itu diam berbagai macam roh yang berkuasa dan terdiri atas aktivitas pemujaan.
- Praanimisme (dinamisme) adalah bentuk agama yang berdasarkan kepercayaan terhadap kekuatan sakti yang ada dalam segala hal. Ada tiga bentuk penyembahan kekuatan alam yaitu :
- Penyembahan terhadap gejala alam, seperti hujan, guntur, gempa bumi, dan topan.
- Penyembahan terhadap anasir-anasir alam, seperti tanah, air, api, angin, dan udara,
- Penyembahan kepada benda-benda alam sekeliling, dalam bentuk :
- Animatisme, yaitu suatu kepercayaan bahwa benda-benda dan tumbuh-tumbuhan di sekitar manusia itu berjiwa dan bisa berfikirseperti manusia.
- Fetishme, yaitu suatu bentuk agama yang berdasarkan kepercayaan akan adanya jiwa dalam benda-benda alam tertentu dan mempunyai aktivitas keagamaan guna memuja benda-benda berjiwa tadi.
- Agama penyembah binatang (animal worship), yaitu kepercayaan orang-orang kuno dan orang-orang primitif yang menganggap binatang-binatang tertentu memiliki jiwa kesucian.
2) Agama Materialisme
Agama materialisme adalah agama yang mendasarkan keyakinannya pada adanya suatu jenis benda material yang dilambangkan kepada Tuhan, seperti patung manusia, binatang dan berhala atau sesuatu yang dibangun dan dibuat untuk disembah.
Masalah yang sering muncul antar umat beragama dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Agama
Ada 3 hal utama yang menjadi penyakit agama sekarng ini: fanatisme, takhayul, dan fatalisme.
1) Fanatisme
Fanatisme adalah sikap yang menekankan agamanya sendiri dengan kecenderungan menghina agama lain dan mengurangi hak hidup. Fanatisme seringkali mengarah pada penguasaan politik dan cita-cita mendirikan negara agama. Penyebab fanatisme agama sangat rumit. Antara lain: tidak adanya pengetahuan agama lain karena tinggal di daerah tertutup, sekolah agama tipis dan defensif yang mencari keburukan dari agama lain, kebanggaan berlebihan akan kebesaran agamanya sendiri dengan tidak melihat kekurangannya sendiri, perasaan takut terhadap kemajuan. dari agama lain. , dan lain-lain. Alasan-alasan tersebut sebagian besar tidak dipahami, sehingga fanatisme dapat menutup diri secara total terhadap agama lain, tanpa tujuan dan berlangsung cukup lama. Pendorong fundamental dari fanatisme agama adalah tidak adanya keyakinan yang tenang, dewasa, realistis dan terbuka.
Fanatisme adalah sikap mental yang paling berbahaya untuk pergantian peristiwa pribadi, persatuan publik, dan persahabatan di seluruh dunia. Kemajuan pribadi terhambat, karena fanatisme membelenggu individu dalam pandangan hidup yang tetap, statis, tertutup, sehingga tidak ada perkembangan dan perluasan pandangan yang diharapkan untuk mencapai kedewasaan moral. Fanatisme ini juga cenderung mencurigai hasil-hasil ilmu pengetahuan dan dengan demikian mengembangkan ketidaktahuan.
Sejarah agama-agama penting telah dirusak oleh fanatisme agama. Tidak ada agama signifikan yang sempurna dengan cara seperti itu. Perang hebat dipicu oleh fanatisme. Misalnya, Perang Salib di Abad Pertengahan, yang bergolak antara bangsa-bangsa Kristen dan Islam.
2) Takhayul
Takhayul adalah kepercayaan yang banyak pada objek atau perayaan tertentu, untuk mendapatkan kemurahan dari Tuhan. Individu sebenarnya lebih percaya pada objek atau perayaan tertentu daripada pada Tuhan sendiri. Takhayul terutama tersebar luas di antara negara-negara yang menganut agama primitif, khususnya animisme. Manusia, hampir selalu melalui pendeta atau dukun, dengan perayaan tertentu, seperti pengorbanan, persembahan, siksaan, pertapaan, kompensasi, berusaha untuk mencegah pengaruh roh jahat dan mencari dukungan dari perasaan positif.
Tempat-tempat tertentu, terutama kuburan, dianggap keramat. Tanah itu diambil darinya untuk mendapatkan berkah. Atau sekali lagi sebaliknya tempat-tempat tertentu dianggap tersiksa. Individu memiliki pandangan bahwa tempat-tempat ini terlibat oleh roh-roh jahat.
Takhayul dapat berubah menjadi pesona hitam jika dengan bantuan roh-roh jahat ia bermaksud untuk menyakiti manusia secara individu, yang kepadanya ia mengabdikan Tuhan, atau kekuatan gaib untuk kesejahteraannya sendiri. Tuhan harus melayani kepentingan manusia.
Dengan perayaan tertentu, misalnya dengan membaca mantra, seolah-olah dia ingin memaksa Tuhan atau roh untuk mengerjakan sesuatu untuknya. Takhayul merusak iman yang sejati, mematikan ilmu pengetahuan, dan dalam banyak kasus membuang-buang uang. Tak terbantahkan, takhayul di Indonesia, baik di kota maupun di daerah, masih sangat kental. Takhayul membelenggu jiwa dalam ketakutan.
3) Fatalisme
Fatalisme adalah sikap mudah menyerah pada takdir. Alasannya sering kali kekurangan tenaga kerja dibantu oleh alasan agama. Takdir dianggap sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Sikap fatalistik menyebabkan manusia kurang berusaha untuk melawan penderitaan, bahkan terlalu mudah untuk memikirkan melibatkan diri dengan perayaan keagamaan dan menunggu surga. Para fatalis memiliki perspektif yang terbatas tentang Tuhan dan perspektif yang tidak realistis tentang dunia. Tuhan tampaknya telah menentukan semua kemalangan. Sangat mudah untuk mengalami mimpi idealis. Misalnya, jika ada ketegangan dalam pernikahan, maka segera beralasan bahwa jodoh ini tidak ditakdirkan oleh Tuhan, jadi lebih baik berpisah saja.
Kritik Karl Marx dan Lenin terhadap agama sejauh menyangkut fatalisme adalah benar. Fatalisme di Indonesia yang bercokol di balik topeng agama melumpuhkan ketekunan, kemampuan melawan rintangan, dan jelas menghambat kemajuan masyarakat di segala bidang.
Cara mengatasi
1) Dialog dan Kerja Sama
Saat ini pertukaran agama terasa sangat kuat dampaknya. Dampaknya jelas tidak hanya dalam kehidupan Gereja Asia partikular yang menganut contoh masyarakat pluri-religius, tetapi juga mewarnai Gereja universal secara keseluruhan. Sebab, gerakan wacana dengan agama lain telah, sedang, dan akan secara positif diinisiasi di mana-mana, mulai dari tingkat terkecil, khususnya keluarga, kota dan kota hingga ke tingkat publik dan global yang lebih luas.
2) Dialog Kehidupan
Pertukaran hidup adalah untuk semua orang dan pada saat yang sama merupakan tingkat wacana yang paling dasar. Karena ciri paling umum dan mendasar dari kehidupan sehari-hari yang teratur dalam masyarakat pluralistik adalah yang dialogis.
Kita sering hidup masing-masing dengan orang-orang yang beragama lain dalam suatu lingkungan atau daerah. Dalam hidup bersama, kami secara positif berusaha untuk saling menyambut, bergaul, mendukung satu sama lain dan membantu satu sama lain. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk tuntutan kesopanan dan kesopanan sosial, tetapi juga tuntutan iman kita.
3) Dialog Karya
Yang tersirat dari pertukaran karya adalah upaya terkoordinasi yang lebih intens dan mendalam dengan pemeluk agama lain. Sasaran yang ingin dicapai jelas dan tegas, yaitu peristiwa pergantian manusia yang spesifik dan peningkatan harkat dan martabat manusia. Wacana semacam ini saat ini sering terjadi dalam sistem partisipasi organisasi global, di mana umat Kristen dan pemeluk agama lain bersama-sama menangani masalah dunia.
Dalam hidup bersama dengan umat beragama lain, kita sering diajak dan diajak bekerja sama untuk kepentingan jangka panjang atau untuk kepentingan yang lebih luas dan lebih mulia. Kami bekerja sama dalam kegiatan sosial, kegiatan sosial amal, kegiatan olahraga, dll. Dalam kegiatan seperti itu, kami dapat lebih menyadari dan menghargai satu sama lain.
4) Dialog Pengalaman Iman
Wacana pengalaman iman atau pengalaman keagamaan merupakan pertukaran umum. Wacana pengalaman iman dimaksudkan untuk saling memajukan dan memajukan semangat untuk nilai-nilai tertinggi dan tujuan spiritual setiap orang.
Dalam kehidupan beragama, kita bisa saling menguatkan, meski berbeda agama. Ada banyak ajaran dari keyakinan yang sama, ada banyak visi dan misi dari agama yang sama. Lebih dari itu, semua individu memiliki perjuangan yang sama dalam menghayati ajaran agamanya, dan dalam hal ini kita bisa saling menguntungkan, saling menguatkan, dan saling meningkatkan.