anwarsigit.com – Molekul adalah unit dasar masalah, yang terdiri dari nukleus dan kabut elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti inti terdiri dari proton bermuatan positif, dan neutron bermuatan tidak memihak (selain dalam inti molekul Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron dalam partikel terikat pada inti inti oleh gaya elektromagnetik. Kumpulan atom seperti itu juga dapat menempel satu sama lain, dan menyusun partikel.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama tidak bias, sedangkan atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda disebut positif atau negatif dan disebut ion.
Atom dirakit berdasarkan jumlah proton dan neutron dalam inti nuklir. Jumlah proton dalam satu iota menentukan komponen kimia partikel, dan jumlah neutron menentukan isotop komponen tersebut.
Istilah molekul berasal dari bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, – ), dan itu berarti tidak dapat dibagi atau tidak dapat dibagi. Gagasan partikel sebagai bagian yang tidak dapat dibagi-bagi pertama kali dikemukakan oleh para filosof India dan Yunani.
Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas, ahli kimia menetapkan dasar untuk ide ini dengan menunjukkan bahwa zat tertentu tidak dapat dipisahkan lebih lanjut menggunakan metode kimia.
Selama akhir abad kesembilan belas dan pertengahan kedua puluh, fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen subatomik dalam atom, menunjukkan bahwa ‘partikel’ tidak dapat dibagi.
Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan oleh fisikawan kemudian berhasil menampilkan atom.[1]
Dalam pengamatan biasa, umumnya atom dianggap sebagai benda kecil yang memiliki massa yang relatif kecil pula.
Atom harus dipantau menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop tenaga nuklir. Lebih dari 99,9% massa iota difokuskan di inti,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang memiliki massa yang hampir sama.
Setiap komponen memiliki sekitar satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami pembusukan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan neutron dalam nukleus.[2] Sebuah elektron terikat pada molekul mengandung berbagai tingkat energi, atau orbital, yang stabil dan dapat melalui transisi antara tingkat ini dengan menyerap atau memancarkan foton sesuai dengan perbedaan energi antara tingkat. Elektron dalam molekul menentukan sifat kimia suatu komponen, dan mempengaruhi sifat menarik partikel.
Teori Atom
-
Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pandangannya tentang partikel. Teori nuklir Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (peraturan Lavoisier) dan hukum rencana tetap (peraturan Prouts). Itulah yang lavosier nyatakan “Massa absolut zat sebelum respons akan selalu sama dengan massa lengkap produk respons”.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu konstan”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pandangannya tentang iota sebagai berikut:
- Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
- Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
- Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
- Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik
-
Teori Atom J. J. Thomson
Berdasarkan kreasi William Crookers tentang tabung katoda yang lebih baik, J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katoda dan harus yakin bahwa sinar katoda adalah partikel, karena mereka dapat memutar baling-baling yang diatur antara katoda dan anoda. Dari hasil pengujian ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katoda adalah partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom adalah partikel yang tidak memihak, karena elektron memiliki muatan negatif, sehingga harus ada partikel lain yang bermuatan positif untuk membunuh muatan negatif elektron.
Dari penemuan tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan teori nuklir Dalton dan mengemukakan teori nuklirnya yang dikenal dengan Teori Atom Thomson. Itu yang menyatakan:
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelemahan: Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
-
Teori Atom Rutherford
Rutherford dan dua muridnya (Hans Geiger dan Erners Masreden) memimpin penyelidikan yang dikenal sebagai hamburan alfa () pada lempengan emas yang sedikit.
Sebelumnya telah diamati bahwa ada partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak dalam garis lurus, dengan daya infiltrasi yang luar biasa sehingga dapat memasuki lembaran kertas yang mungil. Penyelidikan itu sebenarnya ditujukan untuk menguji perspektif Thomson, khususnya apakah molekul itu benar-benar sebuah bola padat positif yang, ketika dikenai partikel alfa, akan dipantulkan atau dialihkan.
Dari pengamatan mereka, diamati bahwa ketika partikel alfa diakhiri pada pelat emas yang sangat sedikit, sebagian besar partikel alfa ditransmisikan (ada penyimpangan titik kurang dari 1°), tetapi pengamatan Marsden mengungkapkan bahwa satu dari setiap 20.000 alfa partikel akan menekuk 90 derajat. ° bahkan lebih.Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
- Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
- Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
- Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari percobaan ini, Rutherford mengusulkan model partikel yang dikenal sebagai Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa molekul terdiri dari inti nuklir kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif.
Rutherford menduga bahwa di dalam inti molekul terdapat partikel berimbang yang mampu mengikat partikel positif sehingga tidak saling tolak menolak.
Kelemahan: Tidak dapat memahami mengapa elektron tidak jatuh ke inti nuklir.
-
Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, fisikawan Denmark Neils Bohr merevisi kekecewaan Rutherford sedikit pun melalui eksperimennya pada spektrum partikel hidrogen. Penyelidikan ini berhasil memberikan gambaran tentang keadaan elektron yang memiliki daerah di sekitar inti inti. Klarifikasi Bohr tentang hidrogen iota mencakup perpaduan antara teori klasik Rutherford dan teori kuantum Planck, yang diungkapkan oleh empat postulat, sebagai berikut:
- Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
- Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
- Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
- Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Sesuai model molekul Bohr, elektron mengorbit nukleus dalam orbit tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi terendah adalah kulit elektron terdalam, semakin banyak keluar, semakin besar nomor kulit dan semakin tinggi tingkat energi.
Kelemahan: Model nuklir ini tidak dapat memahami spektrum warna atom banyak elektron.
-
Teori Atom Modern
Model nuklir mekanika kuantum diciptakan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang spesialis dari Jerman Werner Heisenberg memupuk teori mekanika kuantum yang dikenal sebagai aturan kerentanan, khususnya “Tidak mungkin untuk memutuskan posisi dan kekuatan suatu item secara tepat pada saat yang sama, yang dapat diselesaikan adalah probabilitas melacak elektron pada jarak tertentu dari inti nuklir.
Tempat ruang di sekitar inti dengan probabilitasnya disebut orbital untuk memperoleh elektron. Bentuk dan tingkat energi orbital ditemukan oleh Erwin Schrodinger. Erwin Schrodinger memecahkan suatu kondisi untuk mendapatkan kapasitas gelombang untuk menggambarkan batas-batas kemungkinan pelacakan elektron dalam tiga dimensi.
Model dan Struktur Atom
Gagasan tentang partikel, yang dikemukakan pada awal abad kelima oleh Democritus, yang menyatakan bahwa molekul adalah bagian terkecil dari suatu materi yang tidak dapat diisolasi lebih lanjut, menjadi persoalan pertanyaan bagi para ilmuwan saat itu. Beberapa ilmuwan seperti Aristoteles dan Plato tidak dapat mengakui gagasan ini.
Dalam perkembangan selanjutnya beberapa ilmuwan (ahli kimia dan fisikawan) mengarahkan eksperimen yang berhubungan dengan ini. Mulai dari John Dalton, J.J Thomson, Rutherford, Neils Bohr hingga fisikawan seperti Erwin Schrodinger bahkan Albert Einstein dan beberapa ilmuwan lainnya terus mengarahkan penelitian untuk menyempurnakan ide nuklir. Kapan
Berikut adalah 5 teori dan model nuklir terkenal selama penemuan nuklir:
-
Struktur dan Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton (seorang ilmuwan Inggris) mengungkapkan sudut pandangnya tentang molekul. Dalton merencanakan sesuatu yang menyusun materi tak terpisahkan yang kita sebut atom.
Ide Dalton tentang iota jauh lebih rinci dan spesifik daripada ide Democritus. Karya Dalton menunjukkan awal dari periode kemajuan kimia, terutama di bidang atom dan unsur.
Teori nuklir Dalton didasarkan pada dua hukum, khususnya hukum kekekalan massa (peraturan Lavoisier) dan hukum komposisi tetap (peraturan Prouts). Hipotesis tentang sifat-sifat masalah yang menjadi dasar teori nuklir Dalton dapat diringkas sebagai berikut:
- Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Suatu unsur ,misalnya oksigen memiliki atom yang identik baik ukuran, massa maupun sifat kimianya. Setiap unsur tersusun atas atom yang berbeda misalnya atom yang menyusun unsur natrium(Na) berbeda dengan atom yang menyusun unsur oksigen (O). Dalton tidak menggambarkan struktur atau susunan atom-atom, dia belum tahu bagaimana sebenarnya struktur dari atom tapi Dalton menyadari terdapat perbedaan sifat unsur-unsur yang berbeda sehingga Dalton menyimpulkan bahwa atom-atom penyusunnya berbeda.
- Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan bilangan bulat atau pecahan sederhana. Pada pembentukan senyawa tidak hanya dibutuhkan atom-atom dari unsur yang sesuai tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom tersebut. Ide ini adalah perluasan dari hokum perbandingan tetap yang dikemukakan oleh Proust “ sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu tersusun atas unsur-unsur dengan perbandingan massa yang sama ”. Sebagai contoh senyawa air (H2O) yang tersusun dari 2 atom H dan 1 atom O dengan perbandingan 2:1
dan perbandingan ini akan selalu sama untuk air yang diambil dari tempat yang berbeda. Selain hukum perbandingan tetap hipotesis Dalton ini juga mendukung hukum perbandingan berganda yang menyatakan “ jika dua unsur dapat bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama dengan suatu massa tetap dari unsur yang kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat yang kecil ”. Contohnya atom karbon (C) dapat membentuk senyawa dengan atom oksigen (O) menjadi CO dan CO2 dengan perbandingan oksigen pada CO dan CO2 (CO: CO2 adalah 1:2). - Atom tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan atau penyusunan ulang atom-atom. Hipotesis ini sejalan dengan hokum kekekalan massa yang menyatakan “materi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan”. Karena materi tersusun dari atom-atom yang tidak dapat berubah dalam reaksi kimia maka atom pun harus bersifat kekal.
Untuk memperjelas ketiga teori Dalton tentang atom diatas dapat diilustrasikan dengan gambar dibawah ini :
Sehingga dapat digambarkan model atom yang digagas oleh Dalton adalah sebagai berikut :
-
Struktur dan Model Atom J.J Thomson
Selama tahun 1980-an beberapa ilmuwan mempelajari radiasi, khususnya emisi dan penyebaran energi melalui ruang sebagai gelombang. Salah satu alat yang digunakan untuk mempelajari radiasi adalah tabung katoda, yaitu tabung gelas tempat udara dihisap.
Di dalam silinder ini terdapat dua buah pelat yang dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi. Pelat yang bermuatan positif disebut anoda dan pelat yang bermuatan negatif disebut anoda
disebut katoda.
Pada tahun 1897, JJ Thomson adalah seorang fisikawan Inggris yang menggunakan tabung sinar katoda dalam penelitiannya. Thomson meletakkan pelat bermuatan listrik di luar tabung katoda dan menemukan bahwa cahaya dipantulkan oleh pelat negatif dan ditarik oleh pelat bermuatan positif. Jadi beralasan bahwa ada muatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Dari penemuan ini cukup jelas bahwa sebuah molekul mengandung elektron yang bermuatan negatif, tetapi secara elektrik nonpartisan, jadi harus ada muatan positif yang setara dengan jumlah elektron untuk membuatnya tidak memihak.
Thomson kemudian mengajukan perspektifnya pada iota “partikel dapat dibayangkan sebagai bahan seragam dan bermuatan positif elektron yang melekat padanya” yang
kemudian dikenal sebagai model nuklir roti kismis.
Dari penelitian ini Thomson juga menemukan proporsi muatannya adalah 1,7584 x 1011 coulomb/kilogram. Penyelidikan Thomson membawa perkembangan pada gagasan molekul dengan penemuan elektron sehingga atom sampai sekarang bukan yang terkecil yang tak dapat dibagi. Dalam pengembangannya Robert A. Milikan menemukan cara untuk mengamati bahwa muatan elektron adalah 1,6022 x 10-19 coulomb.
-
Struktur dan Model Atom Ernest Rutherford
Pada tahun 1910 fisikawan Selandia baru Ernest Rutherford bersama Hans Geiger dan mahasiswanya Ernest Marsden melakukan percobaan dengan menggunakan partikel alpha yang ditemukan oleh Becqruel untuk mengetahui struktur atom.
Rutherford dan tim menggunakan lembaran emas tipis dan logam lain sebagai plat sasaran partikel alpha (α) yang bermuatan positif dari radioaktif.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel α menembus lembaran tanpa membelok atau dengan sedikit belokan; sebagian dibelokkan dengan sudut yang cukup besar dan ada beberapa partikel α yang dipantulkan kembali kearah datangnya. Lebih jelas tentang percobaan ini terlihat pada gambar dibawah ini
Penemuan ini sangat mengejutkan, sebab jika mengacu pada model atom Thomson dimana muatan positif tersebar maka seharusnya partikel alpha (α) seharusnya menembus dengan sedikit pembelokkan.
Untuk menjelaskan hasil percobaan ini Rutherford membuat model struktur atom dimana sebagian besar dari atom berupa ruang kosong sehingga partikel α dapat melewatinya tanpa pembelokkan.
Lebih jelas lagi Rutherford menyatakan bahwa muatan positif atom seluruhnya terkumpul dalam inti, yaitu suatu inti pusat yang padat yang terletak didalam atom. Partikel α yang mendekati inti terhambur dengan pembelokkan yang jauh dan partikel α yang menuju inti ditolak dengan gaya besar sehingga berbalik arah kearah datangnya.
Muatan positif ini kemudian disebut proton, yang selanjutnya didapatkan bahwa massanya yaitu 1,67262 x 10-24 gram sekitar 1840 kali masa electron. Ukuran jari-jari atom adalah ± 100 pm, sedangkan jari-jari inti atom ± 5 x 10-3 pm.
Model struktur atom Rutherford ini menyisakan masalah yang belum terjawab. Diketahui atom hydrogen memiliki 1 proton dan helium memiliki 2 proton, seharusnya perbandingan massa antara hidrogen : helium adalah 1:2, namun pada kenyataannya perbandingan masanya adalah 1:4. Sehingga Rutherford dan teamnya mempostulatkan bahwa terdapat partikel netral dalam inti atom (nucleus) yang disebut neutron.
Berikut struktur model atom yang di postulatkan Rutherford :
-
Struktur dan Model Atom Bohr
Sebelum membahas lebih jauh tentang penemuan Bohr sedikit kita bahas tentang teori quantum yang mendasari penemuan Bohr ; Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan bahwa materi memancarkan dan menyerap energy hanya pada kuantitas diskret tertentu yang disebutnya quanta.
Planck memberi nama kuantum untuk kuantitas energy terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Energy E dari suatu kuantum ditrumuskan :
E=hv
Dimana h adalah konstanta planck (6,67 x 10-34 J.s). Menurut teori kuantum Planck, energi selalu dipancarkan dengan kelipatan hv , misalnya hv , 2 hv , 3 hv dan seterusnya.
Pada tahun 1905, Albert Einstein mengembangkan konsep quantum Planck pada cahaya. Ia melakukan beberapa percobaan dan menemukan bahwa elektron dipancarkan dari permukaan logam-logam tertentu yang disinari cahaya dengan frekuensi minimum tertentu yang disebut frekuensi ambang. Einstein kemudian menyarankan berkas cahaya ini disebut foton. Setiap foton harus memiliki energi
E=hv
Foton hanya mampu melepaskan elektron dari orbitnya apabila energinya lebih besar dari energi ikat electron dalam logamnya. Sehingga dapat dirumuskan
hv=EK + EB EK =hv−EB
dimana EK adalah energi kinetek elektron yang dikeluarkan dan EB adalah energi ikat elektron dalam logam. Semakin besar frekuensi atau energi foton maka semakin besar pula energy kinetic electron yang dikeluarkan.
Pada tahun 1913 seorang fisikawan Denmark, Niels Bohr sangat tertarik dan mempertanyakan model atom solar system .
yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang menentukan ukuran dan energy orbit electron; mengapa orbital electron tidak menghasilkan radiasi elektromagnetik. Untuk menjawab pertanyaan diatas Bohr menggabungkan konsep kuantum yang dikemukakan oleh Planck dan Einstein dengan model atom Rutherford untuk menjelaskan electron terluar dari atom. Teori Bohr dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Electron mengitari inti atom pada orbit-orbit tertentu yang berbentuk lingkaran yang kita kenal sebagai kulit atom, K, L, M dan sterusnya.
- Selama berada pada orbitnya electron tidak memancarkan energy, dan dikatakan dalam keadaan stasioner. Keberadaan electron pada orbit stasioner dipertahankan oleh gaya tarik elektrostatik inti dan diseimbangkan oleg gaya sentrifugal dari gerak electron.
- Electron dapat berpindah dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan menyerap atau melepaskan energy yang besarnya sesuai dengan perbedaan energy antar orbit tersebut. melibatkan energy. Ketika electron berpindah ke orbit dengan energy yang lebih tinggi maka electron harus menyerap energy yang cukup dan sebaliknya ketika berpindah ke
orbit yang energinya rendah electron harus melepas energy. - Atom dikatakan berada pada tingkat dasar apabila electron-elektronnya menempati orbit tertentu sehingga energy totalnya paling rendah. Apabila electron berada pada orbit yang energy totalnya lebih tinggi daripada energy tingkat dasar atom dikatakan dalam tingkat tereksitasi. Atom dalam keadaan rendah lebih stabil daripada dalam keadaan tereksitasi.
- Electron pada setiap orbit memiliki energy tertentu, dimana makin besar orbitnya maka makin besar pula energinya. Energy ini bersifat terkuantisasi dengan harga yang diijinkan dinyatakan oleh momentum sudut electron yang terkuantisasi sebesar n=h/2π
Berikut gambaran model struktur atom yang dipostulatkan oleh Bohr :
-
Struktur dan Model Atom Mekanika Kuantum
Model atom yang digagas oleh Bohr sukses dalam menentukan spectrum hidrogen dan menghasilkan mekanisme emisi foton yang dapat dimengerti. Namun model ini tidak dapat menjelaskan spectrum atom yang lebih memiliki electron lebih dari 1 dab tidak dapat menjelaskan munculnya garis tambahan dalam spectrum pancar hydrogen bila diberikan medan magnetic.
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “ Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.
Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi. Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.
Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama. Model Mekanika Kuantum Sebagai Berikut ; ciri khas model atom mekanika gelombang :
- Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
- Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Berikut gambar untuk model atom quantum atau modern :
Struktur Nuklir (Elektron, Proton, dan Neutron)
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom dan kulit-kulit atom. Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan atau netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Kulit-kulit atom terisi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti.
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Atom yang memiliki proton dan elektron dengan jumlah yang sama bersifat netral, sedangkan atom yang yang memiliki electron lebih banyak dari proton bersifat negative, sebaliknya atom yang memiliki electron lebih sedikit dari proton bersifat positif.
Atom adalah unit terkecil dari suatu unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia. Atom bukan lah materi terkecil yang tidak dapat dibagi lagi karena atom dapat dibagi tersusun atas proton yang bermuatan positif, neutron yang tidak bermuatan dan electron yang bermuatan negative. Jadi difinisi yang tepat adalah Proton dan neutron terletak didalam inti ataom sementara electron tersebar pada kulit atom. Massa atom terpusat pada inti.
Electron
Pada tahun 1897, JJ Thomson adalah seorang fisikawan Inggris yang menggunakan tabung sinar katoda dalam penelitiannya. Thomson meletakkan lempeng bermuatan listrik 10diluar tabung katoda dan menemukan bahwa sinar dipantulkan oleh lempeng negative dan ditarik oleh lempeng bermuatan positif.
Sehingga disimpulkan bahwa terdapat muatan negative dalam atom yang disebut electron. Tabung katoda yang digunakan oleh JJ Thomson dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Dalam perkembangannya Robert A. Milikan berhasil menemukan bahwa muatan sebuah electron adalah 1,6022 x 10-19 coulomb.
Proton
Terdapat dua versi penemu proton, beberapa buku menyebutkan penemu proton adalah Rutherford ketika dia melakukan percobaan dengan menggunakan partikel alpha pada tahun 1910 seperti yang telah dijelaskan pada bagian perkembangan model atom. Versi kedua menyatakan bahwa penemu proton adalah Eugene Goldstein dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
Pada tahun 1886 Eugene Goldstein melakukan percobaan menggunakan tabung yang menyerupai tabung sinar katoda, yang dinamakan tabung Crook. Dari hasil percobaannya didapatkan sinar yang keluar dari saluran belakang katoda. Sinar tersebut dinamakan sinar positif yang disebut proton. Massanya 1836 x massa elektro
1886 – Eugene Goldstein mendemonstrasikan keberadaan partikel bermuatan positif. Partikel ini kemudian dikenal memiliki muatan +1 (1.60×10-19 coulombs) dan massa 1.67×10– 24 g (a mass of 1.00 AMU).
Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan percobaan dengan menembaki atom Be menggunakan sinar α berenergi tinggi. Logam tersebut memancarkan radiasi yang sangat tinggi yang serupa dengan γ.
Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar tersebut sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa proton. Chadwik menamainya neutron. Hasil penembakan tersebut menandakan
adanya partikel tidak bermuatan. Partikel tidak bermuatan tersebut memiliki daya tembus yang besar dan dinamakan neutron. Gambar dibawah mengilustrasikan percobaan yang dilakukan oleh Chadwi
Perkembangan Model Atom
Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu objek dipotong terus menerus, maka pada saat tertentu akan diperoleh akan diperoleh bagian yang tidak dapat dibagi lagi.
Bagian dengan Democritus disebut atom. Atom Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “a” yang berarti, sedangkan “Tomos” yang berarti dibagi. Jadi, itu berarti bahwa atom tidak dapat dibagi lagi.
Pemahaman ini kemudian disempurnakan menjadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi, tetapi namun masih memiliki sifat kimia dan fisik dari benda berasal.
Atom dilambangkan dengan ZXA, di mana A = nomor massa (menunjukkan massa atom, jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron atau proton). Proton bermuatan positif, neutron yang bermuatan (netral), dan elektron bermuatan negatif.
Proton massa = massa neutron = 1.800 kali massa elektron. Atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa yang berbeda disebut isotop, atom yang memiliki nomor yang sama dan massa nomor atom yang berbeda disebut isobar, atom terdiri dari jumlah yang sama neutron disebut isoton.