anwarsigit.com – Kesenian Tradisional – Pengertian, Sejarah, Perkembangan, Ciri-ciri, Contoh: Kesenian tradisional adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan nilai-nilai filosofis dalam suatu masyarakat tertentu yang dilestarikan dan keutuhannya diturunkan dari zaman ke zaman.
Pengertian Seni Tradisional
Tradisional berasal dari kata “tradition” yang artinya suatu perkumpulan atau lembaga, kebiasaan, artifak atau tingkah laku yang didasarkan pada aturan dan norma tertentu, baik tertulis maupun tidak tertulis yang didapat dari suatu zaman.
Kesenian tradisional adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan nilai-nilai filosofis dalam suatu masyarakat tertentu yang terjaga kemurnian dan keutuhannya dari zaman ke zaman.
Karya seni tradisional dibuat dan dibentuk kembali dengan memperhatikan pedoman yang ketat berdasarkan sistem yang sesuai dengan kepercayaan tertentu yang ada di masyarakat.
Karya seni banyak ditemukan di daerah yang masih memegang teguh norma atau adat leluhur. Berkenaan dengan kemajuan seni rupa di Barat, “Eropa”, istilah seni tradisional menunjukkan otoritas penguasa agama “jemaat”, raja dan bangsawan.
Seniman tradisional membuat sebuah karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan oleh “selera” lembaga tersebut dan bertahan cukup lama.
Perubahan sebagian besar terjadi pada daya tampung benda-benda kerajinan tersebut, yang semula sebagai benda sekali pakai atau pusaka, kini posisinya sebagai benda hias atau cinderamata.
Perubahan sistem sosial dan sosial masyarakat serta kemajuan-kemajuan inovatif berperan penting dalam mempengaruhi perubahan kapasitas benda-benda tersebut.
Sejarah Seni Rupa Tradisional
Perkembangan seni tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah, meskipun tidak ada yang tahu pasti kapan zaman prasejarah itu dimulai.
Periodisasi zaman prasejarah di Indonesia diisolasi menjadi beberapa periode antara lain: Zaman Batu dan Zaman Logam.
Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni (tradisional), hal ini ditunjukkan dengan adanya peninggalan-peninggalan sebagai seni tradisional seperti kapak tangan, gelang, kalung, keramik bahkan lukisan.
Khusus mengenai karya seni, pertama kali ditemukan di gua Leang-leang, Sulawesi dan karya seninya adalah plagiarisme telapak tangan di dinding gua, selain lukisan telapak tangan juga ada gambar makhluk sebagai melompat babi dengan leher terluka.
Sejarah perkembangan Seni rupa tradisional
Istilah tradisional berasal dari “tradisi” yang mengacu pada suatu lembaga, artefak, kebiasaan atau perilaku berdasarkan aturan atau norma tertulis atau tidak tertulis tertentu yang diturunkan dari satu zaman ke zaman lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, sejenak dapat dikatakan bahwa karya seni tradisional adalah karya seni yang bentuk dan cara pembuatannya hampir tidak berubah mulai dari satu zaman ke zaman berikutnya.
Kesenian tradisional adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan nilai-nilai masyarakat tertentu yang telah dilestarikan dari zaman ke zaman demi kemurnian dan keutuhannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, karya seni tradisional dapat diartikan sebagai karya seni yang merupakan hasil dari cara hidup suatu masyarakat tertentu yang telah hidup dan sangat dilestarikan secara turun-temurun.
Yang dikenang untuk jenis seni ini adalah batik tulis, jenis kediaman kerajaan, ukuran Toraja, arca suku Asmat, dll.
Tidak hanya itu, nilai-nilai dan landasan filosofis di balik bentuk-bentuk seni tradisional ini pada umumnya kadang-kadang tidak berubah.
Bentuk-bentuk kesenian tradisional ini dibuat dan sekali lagi dibuat dengan mengikuti pedoman (pegangan) yang ketat berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas tertentu yang hidup dan dilestarikan dalam masyarakat.
Dalam kaitannya dengan kemajuan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni tradisional mengacu pada kekuasaan penguasa agama (gereja), raja dan bangsawan.
Seniman tradisional membuat karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan oleh “selera” lembaga tersebut dan bertahan cukup lama, selama kekuatan lembaga tersebut.
Berdasarkan definisi seni tradisional yang telah dirujuk di atas, kami menelusuri berbagai karya seni di Indonesia, khususnya karya seni kriya yang dapat digolongkan sebagai karya seni tradisional.
Begitu banyak benda kerajinan yang tersebar di nusantara yang bentuk, bahan dan cara perakitannya belum mengalami perubahan yang signifikan sejak pertama kali dibuat.
Karya seni tradisional ini pada umumnya hidup dalam lingkungan masyarakat yang masih memegang teguh norma atau adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyangnya.
Perubahan besar-besaran terjadi pada daya tampung benda-benda kerajinan tersebut, yang semula berfungsi sebagai benda sekali pakai atau pusaka, kini menjadi benda hias atau suvenir.
Perubahan sistem sosial dan sosial masyarakat serta kemajuan-kemajuan inovatif berperan penting dalam mempengaruhi perubahan kapasitas benda-benda tersebut.
Ciri-Ciri Seni Rupa Tradisional
Adapun ciri-ciri seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:
- Bersifat distinktif, antara kebudayaan satu dengan yang lain berbeda.
- Besifat impulsif, hanya spontanitas saja.
- Mengutamakan kegunaan, lebih dari estetika.
- Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
- Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
- Tidak terpengaruh aliran dalam akademis dan ruang lingkup seni murni.
Contoh Seni Rupa Tradisional
Adapun contoh seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:
- Wayang kulit
- Wayang golek
- Wayang beber
- Ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah
- Batik
- Songket
- Dan lain-lain