anwarsigit.com – Pada umumnya, syair yang dikenal masyarakat umum adalah kumpulan kata-kata indah yang biasanya dibaca dengan nada dan nada tertentu. Namun, pada jenis syair masyarakat, struktur dan cara membacanya sangat berbeda dengan syair yang diciptakan sekarang.
Meski disebut syair, penggunaan kata masyarakat di belakangnya menunjukkan bahwa soneta ini dibuat oleh orang-orang Indonesia sejak dahulu kala. Tak heran jika bentuk dan modelnya berbeda dengan syair kekinian.
Puisi Rakyat atau Puisi Lama
Berbeda dengan syair yang dikenal banyak orang saat ini, syair lama adalah syair yang dibuat oleh orang-orang pribumi sejak zaman dahulu dan masih terus berkembang hingga saat ini. Itulah sebabnya soneta ini disebut juga soneta lama.
Syair semacam ini biasanya memiliki ciri dan bentuk yang agak berbeda mulai dari satu bidang kemudian ke bidang berikutnya. Hal ini dikarenakan syair yang diwarisi dari nenek moyang dari setiap daerah berbeda-beda, tergantung dari cara hidup dan adat istiadatnya.
Substansi syair lama sangat bergantung pada kepribadian individu Indonesia di masa lalu, dimana individu sangat menjunjung tinggi moral dan etika. Tak heran jika puisi-puisi yang dibuat oleh individu pribumi banyak mengandung pesan dan makna yang dalam.
Untuk hiburan seperti saat ini, tetapi juga sebagai warisan sebagai nasihat yang dibundel dengan kata-kata yang menarik.
4 Ciri Puisi Rakyat
Syair lama memiliki ciri-ciri yang agak berbeda dengan keseluruhan bait yang umumnya berkembang dewasa ini. Soneta terdekat ini tidak hanya memiliki keunggulan kata-kata yang digunakan, tetapi juga memiliki beberapa ciri khusus lainnya, yaitu:
1. Memiliki Aturan Khusus yang Sama Sesuai Jenisnya
Semua puisi serupa memiliki aturan penulisan yang sama, sehingga jika soneta dengan aturan yang menyimpang dari warisan leluhur ditemukan, itu sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai syair lama.
Kesakralan pantun ini tentu sangat berbeda dengan ayat sekarang yang cenderung bebas dan tidak banyak ketentuan yang tegas.
2. Menggunakan Bahasa yang Menarik dan Mudah Dipahami
Meskipun memiliki nilai sastra yang sangat tinggi, bahasa dari ayat lama jauh lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Penggunaan bahasa ini disesuaikan dengan jargon bahasa Indonesia saat itu yang masih sangat sederhana dan diabaikan dari kombinasi dialek yang tidak dikenal.
Jika aturan ayat lama telah dipatuhi tetapi penulisannya menggunakan bahasa yang lebih membingungkan, maka soneta sebenarnya diingat untuk klasifikasi ayat modern karena banyak berkembang pada saat ini.
3. Mengandung Nilai-nilai Budi Pekerti
Unsur yang paling mencolok dari ayat lama adalah bahwa ada pesan etis yang disampaikan di dalamnya. Pesan etis menyesuaikan subjek soneta yang dituju. Misalnya, dalam sebuah soneta yang berisi tentang kisah romantis, tentu pesan etisnya ditujukan kepada para remaja atau anak muda.
4. Tidak Memiliki Nama Pengarang
Meskipun kata-kata yang digunakan dalam ayat lama sangat indah dan penuh makna, sayangnya orang dahulu tidak pernah menganggap nama pencipta itu penting. Ini adalah dasar dari banyak puisi lama yang tidak memiliki nama pencipta beberapa waktu yang lalu
Selain 4 ciri umum di atas, syair lama juga memiliki ciri khusus tergantung jenis syairnya.
5 Jenis Puisi Rakyat
Ada begitu banyak puisi lama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka untuk masa depan. Namun dari sekian banyak sajak yang ada, ada 5 jenis pantun masyarakat yang paling terkenal dan masih digunakan sampai sekarang, khususnya:
1. Syair
Syair adalah salah satu jenis syair lama yang awalnya tidak dibuat oleh warga sekitar. Ayat semacam ini lahir begitu saja di Indonesia seiring dengan penyebaran Islam di Nusantara. Selain dari India, Islam juga disebarkan oleh para pedagang dari distrik Persia.
Melalui pedagang Persia ini, pantun lama sebagai syair dikenal dan dinikmati oleh masyarakat luas. Karena bahasanya diubah menjadi bahasa Melayu Indonesia, jenis soneta ini tidak ada kemiripannya dengan syair Persia. Beberapa ciri khusus yang terdapat dalam syair bahasa Indonesia antara lain:
- Memiliki 4 baris dalam setiap baitnya.
- Dalam satu baris puisi terdiri dari 4 sampai dengan 6 kata.
- Ada 8 sampai 12 suku kata dalam satu baris.
- Tidak ada sampiran, sehingga semua baris adalah isi yang mengandung makna sesungguhnya.
- Memiliki saja a – a – a – a.
- Menggunakan bahasa kiasan pada beberapa kalimat yang digunakan.
- Mengandung pesan moral dan nasihat yang disampaikan langsung dalam syair.
2. Pantun
Pantun merupakan salah satu pantun lama yang sangat terkenal di Indonesia. Bahkan beberapa daerah masih menggunakan pantun untuk memainkan acara adat tertentu seperti pernikahan. Pada mulanya pantun merupakan karya sastra dari daerah melayu yang kaya akan pesan moral.
Namun, di Indonesia pantun juga telah menyebar secara umum di daerah lain. Hal ini menyebabkan istilah pantun berubah seperti yang ditunjukkan oleh bahasa terdekat.
Ciri-ciri pantun sangat kontras dengan jenis syair lama lainnya, antara lain:
- Dalam satu bait terdiri atas 4 bait.
- Dalam setiap barisnya hanya menggunakan 8 sampai 12 suku kata.
- Menggunakan sajak atau rima a – b – a – b ataupun a – a – a – a.
- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
- Baris ke tiga dan ke empat termasuk isi .
3. Gurindam
Beberapa orang percaya bahwa gurindam adalah syair, padahal keduanya jelas memiliki sifat yang berbeda. Gurindam sendiri terlihat lebih pendek namun memiliki segudang makna di dalamnya. Hal ini karena gurindam menggabungkan jenis syair dengan peribahasa rata-rata individu kuno.
Berbeda dengan syair yang dianut dari pengaruh sosial Persia, gurindam ternyata memiliki usia yang lebih mapan karena berasal dari pengaruh budaya India. Penyajian budaya ini sesuai dengan penyebaran agama Hindu yang dibawa oleh para pedagang India.
Ciri-ciri khusus yang terdapat pada gurindam adalah:
- Dalam satu bait dari gurindam terdiri dari dua baris.
- Setiap bait memiliki sajak yang sama, yakni a – a, b – b, c – c, d – d.
- Bait dalam gurindam tidak terbatas jumlahnya.
- Dalam satu baris hanya terdiri dari 10 kata atau kurang.
- Baris pertama dalam gurindam adalah sampiran.
- Baris kedua mengandung isi.
- Sebagian besar isinya mengandung nasihat atau pesan moral.
4. Seloka
Seloka juga sering disinggung sebagai pantun yang dijerat, karena setiap bait dihubungkan dengan bait berikutnya. Seloka biasanya digunakan sebagai media untuk mengkritik atau memprotes sikap negatif pihak tertentu tanpa menyinggung atau secara halus.
Sebagian besar isi ayat tersebut menggunakan peribahasa atau perumpamaan yang menjadi daya tarik utama. Ciri-ciri umum yang terdapat pada seloka di Indonesia antara lain:
- Dalam satu baris hanya terdapat 2 baris.
- Dalam satu baris, suku katanya agak panjang, yakni berkisar 18 atau kurang.
- Setiap isi bait yang satu saling berhubungan dengan isi bait berikutnya.
- Menggunakan sajak bebas atau tidak terikat.
- Berisi kritikan dan nasihat atau sikap negatif tertentu.
5. Talibun
Sekilas talibun akan terlihat seperti pantun yang memiliki sampiran, isi dan sajak. Hanya saja isi dan sampirannya lebih panjang sehingga talibun juga dikenal sebagai pantun panjang. Karena bisa dibubuhi isi yang lebih panjang, talibun sering digunakan untuk dialog atau berbalas pantun.
Berikut adalah ciri-ciri talibun yang membedakannya dengan pantun dan puisi rakyat lainnya.
- Dalam satu baris terdapat banyak baris yang jumlahnya genap sesuai kebutuhan.
- Dalam satu baris dibagi menjadi dua untuk sampiran dan isinya.
- Dalam satu baris maksimal terdiri dari 12 kata.
- Menggunakan sajak a b c – a b c, a b c d – a b c d, dan seterusnya tergantung banyaknya sajak.
- Isinya menjelaskan tentang suatu perkara.
- Pada sampiran terdapat kalimat pembantu yang berisi perumpamaan untuk menyesuaikan isi.
Fungsi Puisi Rakyat
Puisi lama memiliki nilai keindahan dan keunikan yang tidak ditemukan pada beberapa jenis puisi modern. Oleh sebab itu, keberadaannya harus terus diabadikan sebagai warisan bangsa. Selain itu, ada banyak fungsi lainnya dari puisi rakyat yang bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan, di antaranya :
1. Sebagai Seni Sastra yang Mengandung Nilai Estetika
Puisi lama mengandung seni sastra yang sangat tinggi di dalamnya. Terlebih pada jenis puisi rakyat yang belum mengalami gubahan dan masih digunakan sampai sekarang. Sastra yang tinggi di dalamnya bisa dinikmati sebagai sebuah seni yang mengandung nilai estetika.
2. Sebagai Hiburan
Ada banyak puisi lama yang bersifat jenaka ataupun bisa dijadikan bahan dialog. Melalui jenis puisi jenaka ini, tentu orang yang mendengar akan terhibur bahkan bisa tertawa.
Sementara pada puisi lama yang bisa dijadikan dialog bisa akan sangat menghibur jika dimanfaatkan untuk bercakap-cakap dengan kerabat di waktu luang.
3. Sebagai Budaya Pemersatu Bangsa
Walaupun banyak puisi lama yang diadopsi dari budaya negara lain, namun peleburan budaya luar dengan Indonesia akan membentuk budaya baru yang menjadi ciri khas Indonesia.
Keberadaan puisi lama yang diwariskan oleh nenek moyang ini bisa menjadi warisan nenek moyang yang membantu mempersatukan masyarakat.
4. Sebagai Media Kritik yang Halus
Beberapa jenis syair lama sengaja dibuat sebagai media untuk mengkritisi sifat pesimis individu tertentu yang tidak terkendali. Kritik lewat ayat lama sangat berguna dewasa ini untuk mengkritik mereka yang memiliki kekuasaan dan kedudukan.
Bahasa sindiran halus dalam syair lama tidak akan membuat pihak tertentu merasa tersakiti dan sindiran yang diberikan dapat diterima secara umum.
5. Sebagai Media Menyampaikan Pendapat
Pendapat tidak dapat secara eksklusif diungkapkan secara lugas atau melalui paragraf. Ayat individu juga dapat digunakan sebagai media untuk mengungkapkan pendapat terkait dengan kebijakan atau kondisi tertentu. Pendapat melalui soneta ini akan tampak lebih lembut dan benar-benar lebih mudah untuk diakui.
6. Sebagai Media Menyampaikan Nasihat
Nasihat kepada anak, cucu, atau orang lain juga bisa disampaikan menggunakan puisi lama. Bahasa puisi yang identik lebih menarik ini kemungkinan besar lebih mudah diterima sebagai nasihat yang bersifat persuasif.
7. Sebagai Pelengkap Acara Adat
Keunikan beberapa jenis puisi lama juga kerap kali dimanfaatkan sebagai pelengkap acara adat. Salah satunya adalah adat pernikahan di Betawi yang masih menggunakan tradisi lawan pantun antara keluarga pengantin lelaki dengan keluarga pengantin wanita.
Contoh Puisi Rakyat Jenis Syair
Wahai para generasi muda
Jangan mau terbutakan cinta
Ingatlah hidup bukan untuk suka-suka
Tapi untuk mengabdi pada Sang Pencipta
Ilmu itu pelindung diri
Seperti kebun berpagar duri
Seperti sinar intan baiduri
Itulah tanda orang jauhari
Ayo teman kita belajar
Ke negeri bambu cita-cita dikejar
Mencari ilmu tugas sang pelajar
Agar menjadi generasi yang pintar
Puisi Rakyat Jenis Pantun
Jalan-jalan ke tengah sawah
Tidak lupa membawa parang
Jangan pernah pantang menyerah
Karena hidup untuk berjuang
Pergi ke hutan naik rusa
Di tengah jalan bertemu gajah
Dirikanlah salat sepanjang masa
Agar hidupmu lebih terarah
Malam hari menunggu durian
Durian jatuh dimakan rubah
Selamat menyambut bulan Ramadhan
Isilah dengan puasa dan ibadah
Puisi Rakyat Jenis Gurindam
Kurang pikir kurang siasat
Kelak dirimu akan tersesat
Kalau ingin mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajarlah tiada jemu
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendaklah dirimu menjadi kepala
Buanglah perangai yang tercela
Cantik cantik tidak sembahyang
Bagai bunga tak berbatang
Puisi Rakyat Lucu
Bunga melati harum baunya
Banyak lebah di pohon kelengkeng
Nenek menangis sambil tertawa
Melihat kakek main kelereng
Burung terbang memakai topi
Terbang ke awan seperti mimpi
Tertawa hati karena geli
Melihat kuda asyik bernyanyi
Di atas gunung ada gua
Di dalam gua terlihat angker
Siapa bisa tahan tertawa
Melihat kucing memakai masker
Puisi Rakyat Peribahasa
Nasi boleh jadi bubur
Tapi bubur tak jadi nasi
Sekali itu sudah terlanjur
Maka tersia-sia saja rugi
Semut di seberang lautan terlihat
Gajah di depan mata tak terlihat
Kesalahan orang selalu dilihat
Kesalahan sendiri tak mau taubat
Makan durian di dalam guci
Guci di pecah jadilah cawan
Bagaikan air di daun keladi
Hidupmu terlantar tanpa pendirian
Contoh Puisi Rakyat 8 Bait
Carilah olehmu akan sahabat
Yang bisa dijadikan obat
Carilah olehmu akan sahabat
Yang selalu datang meski tak sempat
Carilah olehmu akan guru
Yang mampu memberikan ilmu
Carilah olehmu akan guru
Yang memberi tanpa menipu
Carilah olehmu akan kawan
Yang berbudi serta Setyawan
Carilah olehmu akan kawan
Yang tersenyum bila kesusahan
Carilah olehmu akan abdi
Yang terampil serta berbudi
Carilah olehmu akan abdi
Yang jujur selalu mengabdi
Puisi Rakyat 6 Baris
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Puisi Rakyat 4 Bait
Menjamu tamu memakai nampan
Tamu dijamu kue putu
Apa guna berparas tampan
Kalau tidak salat lima waktu
Sebelum pergi jangan lupa makan
Agar hati tidak gelisah
Terima kasih diingatkan
Takkan lupa untuk ibadah
Dalam mulut ada lidah
Lidah pendek kepala bundar
Sejak kecil rajin ibadah
Untuk menuju jalan yang benar
Seekor singa mengejar macan
Keduanya bertemu dan berkelahi
Jalan benar adalah tujuan
Untuk dapat rida ilahi
Banyaknya jenis masyarakat syair di Indonesia merupakan kekayaan negara yang harus dilestarikan. Bagi Anda yang tertarik untuk melestarikan budaya ini, Anda bisa menggunakan sajak lama sebagai media untuk mengungkapkan pendapat atau berkreasi dalam seni sastra yang menarik.