anwarsigit blog information

Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Proposisi

Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Proposisi

Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Proposisianwarsigit.com – Untuk kali ini kita akan membahas tentang dalil yang dalam hal ini akan mengaudit pengertian, jenis, bentuk dan contohnya. Nah, agar lebih jelas mengenai hal ini, langsung saja simak ulasannya di bawah ini.

Pengertian Proposisi

Proposisi adalah pidato atau pernyataan yang menggambarkan beberapa kondisi yang belum tentu terbukti atau salah dalam kerangka berpikir kalimat berita. Proposisi dalam istilah yang digunakan dalam analisis yang masuk akal. Keadaan dan peristiwa ini pada umumnya mempengaruhi orang atau orang yang disinggung oleh ungkapan dalam kalimat.

Realitas proposisi sesuai dengan fakta, proposisi palsu tidak sesuai dengan fakta. Proposisi terdiri dari empat unsur, dua di antaranya merupakan pokok bahasan proposisi, sedangkan dua lainnya adalah hal-hal yang menyertainya. Empat unsur yang disinggung adalah term sebagai subjek, term sebagai predikat, kopula, dan quantifier.

Jenis-Jenis Proposisi

Secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam yaitu sebagai berikut:

  1. Berdasarkan bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:w

  • Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.

Perhatikan Contoh:

  1. Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
  2. Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
  • Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Perhatikan Contoh:

  1. Semua mahluk hidup pasti bernapas.
  2. Semua orang terlihat bahagia hari ini.
  1. Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

  • Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.

Perhatikan Contoh:

  1. Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
  2. Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
  • Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

  1. Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
  2. Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.

Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):

  1. Diatidak jadi datang karena sibuk atau malas.
  2. David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
  1. Berdasarkan kualitas

Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan predikatnya.

Perhatikan Contoh:

  1. Semua manusia adalah mahluk hidup.
  2. Harimau adalah hewan buas.
  3. Semua insinyur adalah orang pintar.
  • Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.

Perhatikan Contoh:

  1. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
  2. Semua aves bukanlah omnivora.
  3. Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
  4. Berdasarkan kuantitas

Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

  • Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata semua atau seluruh

Perhatikan Contoh:

  1. Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
  2. Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
  • Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata sebagian dan beberapa.
  1. Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
  2. Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
  3. Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

Bentuk-Bentuk Proposisi

Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu:

  1. Proposisi Kategorik.

Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti:

  • Hasan sedang sakit.
  • Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa.
  • Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.

Proposisi jelas yang paling sederhana terdiri dari istilah subjek, istilah predikat, kopula dan quantifier. Kami akan memahami secara individual antara subjek, predikat, kopula, dan quantifier. Memang, kita harus melanjutkan dari subjek karena kita menyadari bahwa subjek adalah istilah yang menjadi bahan pembicaraan. Predikat adalah istilah yang menjelaskan subjek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara istilah subjek dan istilah predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukkan jumlah satuan yang dibatasi oleh istilah subjek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk
1 2 3 4
1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4:term predikat

Quantifier kadang-kadang menyinggung masalah universal seperti kata-kata: semua, semua; terkadang menunjukkan masalah tertentu, seperti: beberapa, sebagian besar; dan kadang-kadang menunjukkan masalah tunggal, tetapi masalah tunggal biasanya quantifier tidak dinyatakan.

Jika quantifier dari suatu proposisi mengacu pada isu universal, maka proposisi tersebut disebut sebagai proposisi universal; jika masalah itu khusus, itu disebut proposisi tertentu, jika masalah itu tunggal, itu disebut proposisi tunggal.

Perlu diperhatikan bahwa meskipun quantifier tidak dinyatakan dalam proposisi, tidak berarti bahwa subjek proposisi tidak berarti kuantitas unit yang terikat padanya. Bagaimanapun, sunyek selalu berisi jumlah terikat. Sekarang pertimbangkan terlebih dahulu proposisi yang quantifiernya dinyatakan:

Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air
Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru
Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air
Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru

Proposisi dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier tanpa mengubah kuantitas proposisi:

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun tidak disebutkan pengukurnya, yang tersirat adalah semua tanaman, karena tidak ada tanaman yang dapat berkembang tanpa kebutuhan air. Dalam dalil ‘Manusia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi’, yang tersirat adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Sementara itu, dalam dalil ‘Hasan adalah gurunya’, yang tersirat pasti adalah satu orang, bukan beberapa orang.

Kopula, seperti yang direferensikan saat ini, adalah kata yang menegaskan hubungan antara istilah subjek dan istilah predikat dan istilah predikat, baik dalam hubungan setuju dan menyangkal. Kopula menentukan kualitas proposisi. Jika dia setuju, proposisinya positif dan jika dia menyangkalnya disebut proposisi negatif.

Proposisi positif : hasan adalah guru

Proposisi negatif : budi bukan seniman

Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu :

Universal positif, seperti   : Semua manusia akan mati

Partikular positif, seperti   : Sebagian manusia adalah guru

Singular positif, seperti     : Rudi adalah pemain bulu tangkis

Universal negatif, seperti  : Semua kucing bukan burung

Partikular negatif, seperti  : Beberapa mahasiswa tidak lulus

Singular negatif, seperti    : Fatimah bukan gadis pemalu

Proposisi dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier tanpa mengubah kuantitas proposisi:

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun tidak disebutkan pengukurnya, yang tersirat adalah semua tanaman, karena tidak ada tanaman yang dapat berkembang tanpa kebutuhan air. Dalam dalil ‘Manusia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi’, yang tersirat adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Sementara itu, dalam dalil ‘Hasan adalah gurunya’, yang tersirat pasti adalah satu orang, bukan beberapa orang.

Kopula, seperti yang direferensikan saat ini, adalah kata yang menegaskan hubungan antara istilah subjek dan istilah predikat dan istilah predikat, baik dalam hubungan setuju dan menyangkal. Kopula menentukan kualitas proposisi. Jika dia setuju, proposisinya positif dan jika dia menyangkalnya disebut proposisi negatif.

Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P
  1. Proposisi Hipotesis

Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di dalamnya dibagi menjadi:

  • Proposisi Kondisional

Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya, bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.

Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.

Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen yang satu disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka. Dalam contoh di atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.

Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan menjadi basah.

  • Proposisi Disyungtif

Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.

Perhatikan Contoh:

  • Ani atau Ana yang tidak jujur.

Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan terus marah

Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan proposisi disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat sama-sama benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan yang satu benar maka kemungkinan yang lain pasti salah.

Perhatikan Contoh:

  • Ayah ada di kantor atau di

Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di kantor adalah pasti benar.

Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua kemungkinan. Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.

Perhatikan Contoh:

  • Dia yang pergi atau saya yang

Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

  • Proposisi Konjungtif

Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan tidak mungkin sekaligus … dan

Perhatikan contoh:

  • Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.

Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar, yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi kategoris. Perhatikan contoh:

– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.

– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta

  1. Proposisi Disyungtif

Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :

  • Hidup kalau tidak makan adalah mati.
  • Eko di kantin atau di perpus.
  • Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.

Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

  1. Proposisi disyungtif sempurna.
  • Mempunyai alternatif kontradiktif
  • Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
  1. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
  • tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
  • Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”.

Contoh Proposisi

  1. Benar ataukah salah proporsisi berikut ?
    Jika 2 < 1 maka Joko Widodo bukan presiden saat ini.
    Jawab:
    Karena 2 < 1 merupakan proporsiyang salah maka proporsi di atas bernilai benar.
  2. Misalkan diketahui bahwa proporsi pbernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q ).
    Jawab:
    Dengan tabel kebenaran diperoleh:

sehingga di peroleh nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q ) adalah seperti yang telah di lingkar pada tabel kebenaran di atas.

  1. Jika proporsi –p dan bernilai benar, tentukan nilai kebenaran dari proporsi ( p v –q ) –>
    Jawab:
    Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya jika p salah q bernilai benar.
    Dengan tabel kebenaran sebagai berikut: 

Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> bernilai benar.

  1. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari ( p v q ) -> r.
    Jawab:
    Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r
    Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:

Terlihat bahwa proposisi ( p v q ) -> r bernilai salah.

  1. Jika proposisip <–> q bernilai salah, tentukan nilai kebenaran dari proposisi ( p v ) -> (p dan q ).
    Jawab:
    Proposisi p <–> q bernilai salah jika dan hanya jika p dan q memiliki nilai kebenaran yang berbeda, sehingga:

Sehingga proporsisi ( p v ) -> ( p dan q ) bernilai salah.

  1. Diketahui proposisip v ( p dan q ) bernilai benar. Tentukan nilai kebenaran dari :
    proposisi p
    b. proposisi –p dan q
    Jawab:

    a. Berdasarkan dalil penghapusan diperoleh

p v ( p dan q ) = 0

Demikian pembahasan tentang Proposisi yaitu : Pengertian, Jenis, Bentuk dan Contohnya Semoga dengan adanya audit ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *